Kamis, 10 Maret 2011

fenomena budaya dan sistem komputer....


Fenomena Budaya
Kepulauan Indonesia, pada zaman kuno terletak pada jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan kuno, yaitu India dan Cina. Letaknya dalam jalur perdagangan internasional ini memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan sejarah kuno Indonesia. Kehadiran orang India di kepulauan Indonesia memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan di berbagai bidang di wilayah Indonesia.
Hal itu terjadi melalui proses akulturasi kebudayaan, yaitu proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali masing-masing ciri khas dari kebudayaan lama.
Pengaruh Budaya Vietnam bagi budaya bangsa Indonesia pada Masyarakat Prasejarah Indonesia
Masuknya kebudayaan asing merupakan salah satu faktor yang membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Kebudayaan tersebut yaitu Kebudayaan Dongson, Kebudayaan Bacson-Hoabich, Kebudayaan Sa Huynh, dan Kebudayaan India. Kebudayaan Dongson, Kebudayaan Bacson-Hoabich, Kebudayaan Sa Huynh terdapat di daerah Vietnam bagian Utara dan Selatan.
Masyarakat Dongson hidup di lembah Sungai Ma, Ca, dan Sungai Merah, sedang masyarakat Sa Huynh hidup di Vietnam bagian Salatan. Ada pada tahun 40.000 SM- 500 SM. Kebudayaan tersebut berasal dari zaman Pleistosein akhir. Proses migrasi ke tiga kebudayaan tersebut berlangsung antara 2000 SM-300 SM. Menyebabkan menyebarnya migrasi berbagai jenis kebudayaan Megalithikum (batu besar), Mesolitikum (batu madya),Neolithikum (batu halus), dan kebudayaan Perunggu. Terdapat 2 jalur penyebaran kebudayaan tersebut:
1. Jalur barat, dengan peninggalan berupa kapak persegi
2. Jalur Timur, dengan ciri khas peninggalan kebudayaan kapak lonjong. Pada zaman perunggu, kapak lonjong ditemukan di Formosa, Filipina, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya.
Perkembangan budaya di Indonesian sudah cukup bagus. Tetapi masih banyak pula yang harus dibenahi dalam perkembangannya. Banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, ada dampak positif ataupun dampak negative dari masuknya budaya asing tersebut.
Dampak positif masuknya budaya asing ke Indonesia yaitu menambah pengetahuan budaya kita. Mengetahui budaya asing sehingga kita bisa mengetahui bagaimana budaya tersebut berkembang. Masuknya budaya asing juga bisa dilihat dari segi teknologi , teknologi luar sudah lebih bagus dari teknologi local sehingga kita bisa mengetahui bagaimana kemajuan teknologi sekarang ini. Sehingga masyarakat lebih bersemangat untuk malakukan yang lebih dari hal tersebut.
Dampak negative masuknya budaya asing misalnya, memudarnya budaya Indonesia akibat masuknya budaya asing. Indonesia mempunyai banyak kebudayaan dari segi agama, adat istiadat, kesenian, jangan sampai budaya luar meniru budaya Indonesia dan mengakui budaya Indonesia sebagai budaya mereka seperti kejadian-kejadian sebelumnya. Dari segi penampilan, masyarakat Indonesia sudah banyak meniru cara berpakaian masyarakat luar. Hal itu terlihat menurunnya kecintaan terhadap budaya asing karena kebudayaan kita mengandung unsure timur.
Dari dampak positif dan negative dari masuknya budaya asing ke Indonesia, masyarakat Indonesia harus lebih menjaga kelestarian budaya Indonesia sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan sebaiknya masyarakat Indonesia harus bisa mensaring atau filter budaya asing yang masuk ke Indonesia. Lebih meningkatkan budaya Indonesia yang sekarang sudah banyak dikenal oleh negar-negar lain.
Fenomena Sistem Komputer
Sejak dahulu kala, proses pengolahan data telah dilakukan oleh manusia. Manusia juga menemukan alat-alat mekanik dan elektronik untuk membantu manusia dalam penghitungan dan pengolahan data supaya bisa mendapatkan hasil lebih cepat. Komputer yang kita temui saat ini adalah suatu evolusi panjang dari penemuan-penemuan manusia sejah dahulu kala berupa alat mekanik maupun elektronik. Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan.
Komputer yang ada sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan matematik biasa. Diantaranya adalah sistem komputer di kassa supermarket yang mampu membaca kode barang belanjaan, sentral telepon yang menangani jutaan panggilan dan komunikasi, jaringan komputer dan internet yang mennghubungkan berbagai tempat di dunia.
Bagaimanapun juga alat pengolah data dari sejak jaman purba sampai saat ini bisa kita golongkan ke dalam 4 golongan besar.
1. Peralatan manual: yaitu peralatan pengolahan data yang sangat sederhana, dan faktor terpenting dalam pemakaian alat adalah menggunakan tenaga tangan manusia
2. Peralatan Mekanik: yaitu peralatan yang sudah berbentuk mekanik yang digerakkan dengan tangan secara manual
3. Peralatan Mekanik Elektronik: Peralatan mekanik yang digerakkan oleh secara otomatis oleh motor elektronik
4. Peralatan Elektronik: Peralatan yang bekerjanya secara elektronik penuh.
Generasi Komputer Awal
generasi komputer dimulai semenjak komputer yang diciptakan oleh manusia mulai menggunakan konsep stored program pada tahun 1946. Meskipun sebelumnya sudah bermunculan berbagai jenis komputer, seperti komputer analog pada tahun 1931 oleh Dr. Vannevar Bush di Massachussetts Institute of Technology). Lalu komputer digital elektronik pertama oleh John V Atanasoff yang diselesaikannya pada tahun 1942, komputer-komputer tersebut merupakan pendorong lahirnya komputer generasi pertama.
Generasi Mainframe
Tahun 1946 merupakan awal generasi pertama dari komputer, dimulai dengan dibuatnya ENIAC (electronic Numerical Integrator And Calculator). Komputer pada zaman ini memiliki ribuan tabung hampa untuk satu komputernya, ukuran fisik yang cukup besar, dan membutuhkan tempat yang cukup luas. Umumnya komputer ini digunakan untuk menghitung ketepatan tembakan. Mau tahu cara memprogram komputer ini? Yaitu dengan menghubungkan dan memotong kabel dan serta menggunakan kontak-kontak.
Komputer pada generasi ini masih lambat prosesnya, dan memakan listrik yang cukup tinggi, serta daya simpan masih sedikit. ENIAC sendiri pada waktu itu membutuhkan tempat lebih dari 500 m2, dan menggunakan tabung hampa. ENIAC bukan satu-satunya komputer pada generasi ini. Disamping ENIAC masih ada komputer lain yang muncul, diantaranya yaitu:
- EDSAC (Electronic Delayed Storage Automatic Computer), yang merupakan komputer dengan stored program yang pertama. Komputer ini dibuat oleh ahli matematika John von Neumann dan teamnya. Komputer ini dibuat semenjak pertengahan tahun 1940 dan dioperasikan pada tahun 1949 di Cambridge University, Inggris.
- ACE (Automatic Calculating Engine) yang dibuat oleh Alan M Turing semenjak tahun 1945, komputer ini telah menerapkan penggunaan kartu plong sebagai media untuk input dan output-nya .
- SEC (Simple Electric Computer) merupakan komputer yang menggunakan drum magnetik sebagai penyimpan memorinya. Komputer ini dibuat pada tahun 1950 di Electric Computer Laboratory of Birkbeck College, University of London.
- LEO (Lyon Electronic Office), tahun 1951, merupakan komputer komersial pertama di Inggris.
- EDVAC (Electronic Discrete Variable Automatic Computer), tahun 1952, merupakan komputer stored program pertama yang dibuat oleh Amerika.

Generasi Minicomputer
Komputer pada generasi ini merupakan penyempurnaan dari komputer generasi sebelumnya. Bahasa yang digunakan tidak lagi murni bahasa mesin, namun sudah menggunakan bahasa tingkat tinggi, lebih memudahkan dalam pembuatan programnya. Komponen yang digunakan sudah mulai menggunakan transistor sehingga mampu membuat ukuran komputer tersebut jauh lebih kecil dibandingan dengan komputer pada generasi pertama. Generasi ini merupakan generasi munculnya minicomputer , dan harganya pun jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Komputer yang masuk pada generasi ini adalah:
- PDP-1, yang diproduksi oleh DEC (Digital Equipment Corporation) yang dikenalkan pada tahun 1959,
- PDP-5, merupakan komputer mini pertama,
- UNIVAC III,
- IBM 7070

Generasi Microcomputer
Generasi ini ditanda dengan digunakannya IC (Integrated Circuit) yang mampu menampung beberapa komponen elektronik sekaligus dalam ukuran yang sangat kecil, tentunya dengan hal ini membuat ukuran komputer juga langsung jauh lebih kecil dari komputer generasi sebelumnya, begitu juga dengan penggunaan listrik yang turun drastis. IC sendiri dibuat pertama kali oleh Jack Kilby pada tahun 1958. Komputer yang muncul pada generasi ini diantaranya adalah IBM S/360 yang merupakan komputer generasi ketiga yang pertama. Selain itu juga UNIVAC 1108, NCR seri Century, dlsb. Inovasi yang penting pada generasi ini adalah software compatibility , antar beberapa mesin.
Generasi Internet dan Web Generasi
ini dimulai semenjak tahun 1970, pengunaan Large Scale Integration (LSI) . Pada masa ini bermunculanlah komputer makro (macro computer). Intel mengeluarkan prosesor pertama di dunia yang dikenal dengan Intel 4004 pada tahun 1971. Pada tahun 1977, Apple mengeluarkan personal computernya yang pertama. Generasi ini telah memungkinkan sebuah komputer tanpa software di dalamnya, dan software tersebut harus diprogram dengan menggunakan bahasa assembly. Perkembangan yang terjadi tidak hanya pada mesin komputer itu sendiri, namun juga beranjak kepada jaringan antar komputer. Local Area Network mulai diimplementasikan pada banyak tempat, dan Departemen pertahanan Amerika pun mulai menggunakan Internet Protocol .
Generasi Pervasive Computing
Generasi ini merupakan generasi yang mulai meninggalkan penggunaan komputer desktop. Berbagai teknologi ditemukan untuk mengimplementasikan komputer yang menyatu dengan teknologi lainnya, dalam ukuran yang sangat kecil, dan kemampuan yang cukup pintar. Dimana pada generasi ini, seseorang tidak lagi menggunakan komputer sambil duduk dikursi dan menghadap ke komputer di atas mejanya, karena komputer telah bergabung dengan berbagai perangkat seperti palmtop , handphone , dll. Teknologi ini pun telah mampu menghubungkan satu perangkat dengan perangkat lainnya dengan menggunakan jalur internet.
Generasi Changing Economics of Computing Pada generasi ini terjadi perubahan ekonomi dari bidang komputasi. Kalau dahulu harga komptuter begitu tingginya, karena ukuran, kemampuan dlsb, pada saat ini harga prosesor, memori dan perangkat lainnya sangat murah. Ditambah dengan diimplementasikannya bioteknologi atau bioinformatik. Dimana pada masa sebelumnya suatu teknologi dianggap belum memungkinkan, pada masa ini sesuatu yang belum mungkin bisa menjadi mungkin. Termasuk keinginan para informatikawan untuk membuat komputer yang lebih bersifat manusia yang mampu mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan teknologi pada saat itu.
Demikian yang bisa saya simpulkan, semoga paper ini bermanfaat bagimasyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada umumnya. Apabila makalah initerdapat kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan/pembahasan saya mengucapkan mohon maaf.

1.    Manusia makhluk berbudaya karena memiliki akal, nurani dan kehendak.
2.    Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti budi atau akal. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia.
3.    Manusia dan kebudayaan merupakan dwi tunggal karena keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, dimana ada sekelompok manusia maka di situ ada kebudayaan yang dihasilkan.
4.    Kebudayan berguna bagi manusia atau masyarakat untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia.
5.    Kebudayan yang hidup dan berkembang pada suku bangsa di setiap daerah disebut kebudayaan lokal.
6.    Kebudayan menurut wujudnya digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
1.    kebudayaan berwujud abstrak
2.    kebudayaan berwujud konkret; dan
3.    kebudayaan berwujud benda (fisik).
7.    Unsur-unsur pokok kebudayaan yang sama dapat dijumpai pada setiap kebudayaan di dunia dinamakan kebudayaan universal (cultural universal)
8.    Tujuh unsur pokok kebudayaaan universal
1.    sistem religi dan upacara keagamaan
2.    sistem dan organisasi kemasyarakatan
3.    sistem pengetahuan
4.    bahasa
5.    sistem kesenian
6.    sistem mata pencaharian hidup dan
7.    sistem teknologi dan peralatan
9.    Dampak masuknya budaya asing antara lain :
1.    terjadi perubahan kebudayaan
2.    pembauran kebudayaan
3.    modernisasi
4.    keguncangan budaya
5.    penetrasi budaya
6.    memperkaya keberagaman budaya
7.    melemahnya nilai-nilai budaya bangsa
10. Hubungan antar budaya dapat terjadi melalui :
1.    difusi
2.    akulturasi




Contoh Budaya lokal di masyarakat
1.      Tradisi Dugderan di Kota Semarang
Tradisi dugderan ikut menyemarakkan datangnya bulan puasa khususnya di Kota Semarang. Dengan mengusung warak ngendhog sebagai ikonnya, yaitu binatang yang bentuknya menyerupai persilangan naga dan kuda yang dilengkapi dengan sebutir endhog (telur). Tak hanya itu saja, kerajinan kapal dan othok-othok selalu diidentikkan dengan tradisi ini. Semua barang tersebut tentu akan sulit dijumpai di hari-hari biasa. Selain di seputar Semarang, banyak pula pedagang yang berasal dari luar kota hanya untuk mengadu peruntungan. Diantaranya dari Brebes, Jepara, Sidoarjo, dan masih banyak lagi.
Sebagai warga Semarang, tentu merasa bangga karena mempunyai tradisi unik yang patut untuk dilestarikan.
2.      Kentrung
Tradisi Lisan
Kentrung merupakan salah satu jenis seni tutur atau tradisi lisan yang berkembang di wilayah di Jawa. Lazimnya, kentrung dimainkan seorang dalang, didukung peranti tabuh seperti kendang, rebana, ketipung, atau jidor. Pada zaman keemasannya, dekade 1970-1980-an, kentrung acap ditanggap untuk menyemarakkan hajatan pupak puser (puputan), selapanan bayi, mudhun lemah, atau khitanan. Namun belakangan, kentrung sebagai salah satu kekayaan budaya masyarakat tak pernah hilang. Hal itu amat bergantung pada ada atau tidak seniman yang melestarikan serta dukungan masyarakat penonton sebagai pemilik sah kesenian tersebut. “Dhasare niku pengin nguri-uri. Eman-eman menawi kentrung ical. Dados, nggih ngentrung sakgaduk-gaduk kula.”



3.      Tradisi Nyadran di Ngipik, Desa Mayungsari Kecamatan Bener Purworejo
Area lading dan persawahan di Dusun Ngipik, Desa Mayungsari, Kecamatan Bener, Purworejo kemarin tak seperti biasanya. Sepi dan lengang dengan semilir angin pagi yang menawarkan nafas kedamaian dari daerah di lereng perbukitan tersebut.
Di perempatan dekat balai desa, jalan konblok menuju makam tampak ramai orang. Sebagian besar kaum adam mengenakan pakaian muslim ala Indonesia lengkap dengan peci. Hanya sebagian kecil kaum hawa.
Satu sama lain saling berjabat tangan sembari basa-basi menanyakan kabar. Terutama bagi mereka yang baru pulang dari perantauan. Acara itu seakan menjadi ajang kangen-kangenan.
Sejurus kemudian, mereka turun ke area pemakaman yang memang letaknya di dataran bawah. Sebuah pusara besar sejenis makam berada di dalam sebuah gubug. Di bagian pinggir, lembaran-lembaran tikar telah disiapkan sebagai tempat duduk. Dan beberapa saat pusara tersebut telah dikelilingi oleh ratusan orang.
Itulah prosesi awal ritual nyadran yang sudah mentradisi di kalangan warga Dusun Ngipik. Kegiatan yang diyakini sakral dan berbalut dengan nilai-nilai magis-historis ini dilakukan secara rutin setiap tahun.
“Nyadran ini menjadi bukti rasa bakti kita kepada leluhur yang pertama kali membuka desa ini.” Pusara yang diziarahi itu diyakini sebagai makam leluhur warga desa setempat. Yakni Mbah Sodong Joyo. “Beliau yang pertama kali babat alas sehingga terbentuklah desa ini, “ katanya.
Dia tidak mengetahui persis kapan pusara itu mulai ada di makam tersebut. Hanya saja, berdasarkan hikayat yang diturunkan dari setiap generasi, pusara Mbah Sodong Joyo itu sudah ada sejak ratusan tahun.
“Dari kecil kami diajari orang tua kami agar setiap menjelang bulan puasa nyadran dulu satu dusun ke makam Mbah Sodong Joyo. Akhirnya terus berlangsung. Mbah Sodong Joyo hidup pada masa kerajaan Mataram.
“Entah misinya apa sampai tempat ini yang konon dulunya masih hutan. Kemudian dibuka dan dibangun sebuah desa bernama Mayungsari.
Mbah Sodong Joyo sebenarnya memiliki istri bernama Sodongan yang pusaranya berada di Borobudur, Magelang. Diungkapkan Suparno, dua pusara di Ngipik dan Borobudur diketahui memiliki hubungan baru sekitar 8 tahun yang lalu. “Ternyata suami istri, “ katanya.
Sudah menjadi tradisi kegiatan nyadran ini dilakukan pada hari Kamis kedua pada bulan Sya’ban.

1.    Faktor-faktor penyebab keberagaman budaya adalah :
1.    kemajemukan suku bangsa ;
2.    lingkungan ; dan
3.    kontak dengan kebudayaan asing
2.    Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan suku bangsa lain.
3.    Kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidup didukung oleh lingkungan sekitar yang meliputi :
1.    lingkungan alami
2.    lingkungan sosial ; dan
3.    lingkungan budaya
4.    Kontak dengan budaya asing terjadi melalui :
1.    perdagangan
2.    penyebaran agama
3.    peperangan
5.    Keberagaman budaya yang kita miliki merupakan kekayaan budaya dan kekayaan bersama bangsa yang tidak ternilai harganya.
6.    Menghargai kebudayaan masyarakat lain yang berbeda menjadi kewajiban setiap warga masyarakat.
7.    Contoh kebudayaan lokal di masyarakat setempat dapat berupa : tarian, lagu, rumah adat, tradisi, alat musik, kesenian, pahat, ukir, patung.

Ø Definisi-definisi budaya
Apakah budaya? Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang telah ditanyakan dan dicari jawabnya sejak era Ibnu Khaldun sampai saat ini. Seolah-olah jawaban atas pertanyaan itu tidak pernah ada, atau mungkin ketika ditemukan jawabannya oleh seseorang, maka yang didefinisikan itu (budaya) lantas berubah. Oleh karenanya orang tak pernah sampai pada keputusan final yang disepakati oleh semua orang. Apalagi budaya dilihat dari kacamata berlainan tergantung yang melihatnya. Alhasil konsep budaya berbeda-beda tergantung siapa yang mendefinisikan konsep tersebut.
Dalam buku-buku pengantar antropologi selalu disebutkan hasil temuan Kroeber & Kluckhon yang mengidentifikasi definisi budaya. Mereka mencatat sekurang-kurangnya terdapat 169 definisi berbeda. Hal itu menunjukkan betapa beragamnya sudut pandang yang digunakan untuk melihat budaya. Masing-masing disiplin ilmu memiliki sudut pandangnya sendiri. Bahkan di dalam satu disiplin ilmu terdapat perbedaan karena pendekatan yang digunakan berbeda. Dalam disiplin ilmu psikologi misalnya, mungkin saja mereka yang tertarik dengan persoalan emosi akan mendefinisikan berbeda dengan mereka yang tertarik pada persoalan kesehatan mental.
Salah satu definisi konsep budaya adalah yang dikemukakan Koentjaraningrat (2002) yang mendefinisikannya sebagai seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah proses belajar. Definisi tersebut mendominasi pemikiran dalam kajian-kajian budaya di Indonesia sejak tahun 70-an, sejak buku ‘Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan’ diterbitkan.
Budaya dalam definisi diatas berarti mencakup hampir keseluruhan dimensi kehidupan manusia. Asalkan sesuatu yang dilakukan manusia memerlukan belajar maka hal itu bisa dikategorikan sebagai budaya. Hanya sebagian kecil dimensi manusia yang tidak dicakup dalam konsep budaya, yakni yang terkait dengan insting serta naluri. Hal serupa dikemukakan oleh Van Peursen (1988) yang menyatakan kebudayaan sebagai proses belajar yang besar.
Sedemikian luasnya konsep budaya, maka untuk memahaminya konsep tersebut kemudian dipecah-pecah ke dalam unsur-unsurnya. Koentjaraningrat (2002) memecahnya ke dalam 7 unsur, yakni sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur itulah yang membentuk budaya secara keseluruhan.
Definisi lainnya diberikan oleh Herskovits, yang mendefinisikan budaya sebagai hasil karya manusia sebagai bagian dari lingkungannya (culture is the human-made part of the environment). Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa disebut budaya. Tentu saja definisi ini juga sangat luas. Namun definisi tersebut digunakan oleh Harry C. Triandis, salah seorang pakar psikologi lintas budaya paling terkemuka, sebagai dasar bagi penelitian-penelitiannya (lihat Triandis, 1994) karena definisi tersebut memungkinkannya untuk memilah adanya objective culture dan subjective culture. Budaya objektif adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk nyata, seperti alat pertanian, hasil kesenian, rumah, alat transportasi, alat komunikasi dan sebagainya. Sedangkan budaya subjektif adalah segala sesuatu yang bersifat abstrak misalnya norma, moral, nilai-nilai, dan lainnya.
Dari lingkungan psikologi, budaya juga memperoleh banyak definisi. Tiga diantara definisi yang ada tertulis pada awal artikel ini (yang sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai analogi dari budaya, atau bahasa simbolik dari budaya ketimbang sebuah definisi). Misalnya Triandis memandang budaya memiliki kerja yang persis sama seperti halnya memori bagi individu. Kita tahu bahwa memori adalah bagian yang sangat vital dalam kehidupan seorang individu. Tanpa memori seorang individu tidak pernah bisa belajar apapun juga. Hal itu berarti kematian bagi manusia, karena tidak ada satupun ketrampilan untuk hidup yang dapat dikuasai. Memorilah yang menentukan segala pikiran dan perilaku manusia. Demikian juga masyarakat bisa tumbuh dan berkembang karena adanya budaya. Tanpanya, tidak akan ada masyarakat. Itu artinya tidak ada juga yang namanya manusia seperti diri kita sekarang.
Shinobu Kitayama menganalogikan peran budaya bagi manusia seperti peran air bagi ikan. Tanpa air ikan mati, manusia pun akan menjadi bukan manusia tanpa budaya. Sebagaimana air menentukan kehidupan ikan, budaya menentukan seperti apa kehidupan yang dijalani manusia. Air yang berbeda akan membuat ikan berperilaku beda. Demikian juga budaya yang berbeda akan membuat manusia berbeda.
Analogi dari Hofstede sangat menarik. Ia memakai perumpamaan komputer untuk menjelaskan peran budaya bagi kehidupan manusia. Software, kita tahu adalah program yang membuat sebuah komputer bekerja. Tanpa software, komputer hanya seonggok benda mati yang tidak berguna. Software-lah yang menentukan kerja komputer. Jadi pastilah Hosftede ingin menegaskan betapa pentingnya budaya ketika ia menganalogikan budaya sebagai ‘software of the mind.’ Budaya adalah penggerak manusia. Tanpanya, manusia sekedar makhluk tanpa makna.
Dari tiga analogi budaya yang dikemukakan oleh ilmuwan psikologi diatas, terlihat betapa pentingnya sebuah budaya. Ketiganya mengatakan kepada kita bahwa aspek psikologis manusia tidak dapat dilepaskan dari budaya. Seperti juga yang diungkapkan Matsumoto (2002) 'culture played as basic and important a role in understanding and contributing to human behavior as did any other influences on our lives, and to gradually understand its pervasive and profound influence on psychological processes in all areas of functioning.' Sesuatu yang sedikit ironis jika mengingat kecenderungan etnosentrik dalam perkembangan ilmu psikologi. Hampir semua yang berasal dari Amerika Utara dan Eropa Barat nyaris selalu diklaim bernilai universal (lihat Smith & Bond, 1994). Untunglah saat ini terjadi kecenderungan dimana budaya sangat diperhatikan. Triandis (2002) misalnya menegaskan bahwa psikologi sosial hanya bermakna bila berlaku lintas budaya.
Triandis (1994) mencatat sekurangnya ada tiga ciri dari definisi-definisi budaya yang ada, yakni bahwa budaya terbentuk melalui interaksi yang berkesinambungan yang saling mempengaruhi dan terus menerus berubah (adaptive interactions), merupakan sesuatu yang ada pada seluruh kelompok budaya bersangkutan (shared elements) dan dialihkan dari satu waktu ke waktu berikutnya, dari generasi ke generasi (transmitted accross time periods and generations). Van Peursen (1988) menjelaskan bahwa proses pengalihan itu dimungkinkan melalui proses belajar sebab adanya fasilitas bahasa. Tanpa bahasa, proses pengalihan itu tidak akan terjadi.
Dari keterangan diatas, saya kira cukup terang pada kita bahwasanya sebuah konsep budaya mestilah berarti aktivitas. Budaya bukanlah sesuatu yang statik. Van Peursen (1988) menegaskan kepada kita bahwa budaya semestinya diperlakukan sebagai kata kerja, bukannya kata benda. Sebab budaya terus menerus berubah. Bahkan meskipun itu adalah sebuah tradisi. Lihatlah sekeliling kita, adakah tradisi yang tidak berubah sama sekali?
Ratner (2000), salah seorang pakar psikologi budaya menyusun bagaimana seharusnya sebuah konsep budaya. Ia memproposisikan empat buah prasyarat bagi sebuah konsep budaya yang baik, yakni:
a. Mendefinisikan sebab musabab dari fenomena budaya.
b. Mengidentifikasi subkategori dari fenomena-fenomena budaya
c. Mengidentifikasi bagaimana fenomena-fenomena itu saling berhubungan
d. Menerangkan hubungan budaya dengan fenomena lain, seperti biologi dan ekologi.
Empat syarat konsep budaya yang dikemukakan Carl Ratner diatas, menekankan pada fenomena budaya sebagai unsur dari budaya. Lalu apa sebenarnya fenomena budaya? Ratner (2000) mengemukakan adanya lima fenomena budaya yang utama (bandingkan dengan unsur budaya yang dikemukakan Koentjaraningrat), yakni:
1. Aktivitas budaya (misalnya pengasuhan anak dan pendidikan anak, pembuatan kebijakan, pemeliharaan kesehatan, dan sebagainya). Melalui aktivitas budaya, manusia berupaya untuk survive dan berkembang.
2. Nilai-nilai, skema, makna, dan konsep budaya. Misalnya, makna waktu dan umur berbeda-beda antar budaya.
3. Artifak fisik yang dikontruksi dan digunakan bersama, seperti alat-alat rumah tangga, buku, rumah, senjata dan sebagainya.
4. Fenomena psikologis (emosi, persepsi, motivasi, penalaran logis, intelejensi, memori, kesehatan mental, imajinasi, bahasa dan kepribadian yang dibentuk secara kolektif)
5. Agensi. Fenomena budaya dibentuk dan terus diubah oleh manusia sehingga manusia berperan sebagai agensi. Manusia yang menjadi agensi ini secara langsung membentuk fenomena budaya yang mana dia juga dipengaruhi oleh aktivitas budaya, nilai-nilai, artifak dan psikologi.
Kelompok Budaya
Apakah batas-batas dari suatu budaya? Apakah batas geografi, seperti negara, provinsi, etnik, ataukah batasan bahasa? Yang mana sebenarnya yang disebut sebagai sebuah budaya sehingga dapat dibedakan dengan budaya lainnya?
Pertanyaan diatas sangatlah sulit dijawab dengan kategori kaku karena budaya sesuatu yang sangat kompleks. Apakah budaya jawa itu adalah yang dijalankan oleh orang-orang jawa di pulau jawa? Bagaimana dengan orang jawa yang menjalankan kehidupan seperti orang jawa akan tetapi tempat hidupnya ada di Sumatra, atau bahkan di Suriname sana? Sangat sulit untuk menunjuk mana yang merupakan budaya tertentu.
Kategori yang sering digunakan untuk merujuk kelompok budaya adalah etnisitas dan bahasa. Sebuah kelompok etnik diposisikan sebagai satu kelompok budaya. Demikian juga masyarakat yang menggunakan bahasa khasnya sendiri diperlakukan sebagai satu kelompok budaya khusus. Asumsinya mendasarkan pada pendapat Jacques Lacan, yang menyatakan bahwa manusia terkungkung pada bahasa yang digunakannya. Bahasa adalah penentu budaya manusia. Dunia dipahami manusia dari kelompok budaya berbeda secara berbeda karena bahasa yang digunakan untuk memahaminya juga berbeda. Oleh karena itu orang minang, meskipun dilahirkan di luar Sumatera Barat, namun sepanjang ia dibesarkan dengan bahasa ibu bahasa minangkabau, maka ia semestinya dimasukkan dalam kelompok budaya minangkabau. Sebaliknya apabila dia dibesarkan dengan bahasa ibu bahasa jawa, maka semestinya ia dikelompokkan ke dalam kelompok budaya jawa, meskipun ibu bapanya orang minang. Lantas bagaimana bila ibu minang, bapak jawa dan sang anak dibesarkan dengan bahasa indonesia, apakah kemudian sang anak menjadi kelompok budaya indonesia dan tidak menjadi minang ataupun jawa?
Pada umumnya penelitian psikologi lintas budaya dilakukan lintas negara atau lintas etnis. Artinya sebuah negara atau sebuah etnis diperlakukan sebagai satu kelompok budaya. Dari sisi praktis, hal itu sangat berguna. Meskipun hal tersebut juga menimbulkan persoalan, apakah sebuah negara bisa diperlakukan sebagai satu kelompok budaya bila didalamnya ada ratusan etnik seperti halnya indonesia? Dalam posisi seperti itu, penggunaan bahasa nasional yakni bahasa indonesia menjadi dasar untuk menggolongkan seluruh orang indonesia ke dalam satu kelompok budaya.
Pada akhirnya tidak ada kategori kaku yang bisa digunakan untuk melakukan pengelompokan budaya. Apakah batas-batas budaya itu ditandai dengan ras, etnis, bahasa, atau wilayah geografis, semuanya bisa tumpang tindih satu sama lain atau malah kurang relevan.

nah , dari penjelasan – penjelasan di atas sekarang kita sudah di ingatkan lagi tentang pengertian yang berhubungan tentang ilmu , budaya , sistem , komputer , ilmu budaya , dan sistem komputer .
ilmu budaya dengan istem komputer memang mempunyai hubungan yang sangat erat , karena di antara ilmu budaya dan komputer dapat saling membantu , terutama dalam hal aturan – aturan yang mengatur keduanya .
sistem yang di buat untuk komputer tidak lepas dari hukum budaya yang ada di negara kita ini . sedangkan budaya dan ilmu di negara kita tercinta ini tidak akan hidup dan berkembang tanpa bantuan dari sistem dan komputer .
contohnya adalah para programmer yang belajar menimba ilmu agar mereka mengetahui apa itu komputer kemudian mereka membuat sebuah sistem komputer yang sangat membantu pekerjaan manusia , misalnya dengan membuat software – software aplikasi yang sekarang berguna untuk meringankan pekerjaan manusia terutama dalam hal pekerjaan dan pendidikan . misalnya adanya microsoft office , open office , delphi , c + + , adobe , corel , 3d max , dan lain – lain . tentu saja para programmer tersebut tidak dengan mudah membuat program tersebut , nah di sinilah fungsi ilmu yang kita pelajari . sedangakan ilmu yang kita dapat selama ini tidak lepas dari budaya kita sendiri , misalnya kita dapat belajar dari budaya – budaya yang ada di negeri kita ini . karena kebudayaan yang kita punya banyak maka kita juga akan mendapat ilmu yang banyak

REFERENSI :
http://indrids.blogspot.com
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/
http://rrriiiian.wordpress.com/
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/berbagai-budaya-lokal-pengaruh-budaya-asing-dan-hubungan-antar-budaya/
http://www.psikologimania.co.cc/2010/04/budaya-dan-hubungannya-dengan-psikologi.html

1 komentar:

Recent Post